Kamis, 22 September 2016

Menjadi Musisi #2 ( The Last )

Berlanjut ke bangku perkuliahan, semua tidak berjalan lancar. Gue pun harus mengikhlaskan keinginan gue untuk kuliah di PTN yang berada di kota Bandung. Nyokap lebih nyaman kalau anak laki-lakinya tinggal dan menemani dia disini. Gue pun menuruti keinginan orang tua.

Di sini gue berharap masih bisa melanjutkan cita-cita gue menjadi musisi. Gue melihat peluang besar ketika di kamus gue ada UKM seni yang salah satu bidangnya ada musik. Lumayan juga ada fasilitas studio band yang bisa rutin di pake mahasiswa UKM sesuai dengan jadwal latihan. Sebelum gue daftar gue terkejut bukan main, banyak orang gila yang berkeliaran di lingkungan kampus. Gue mikir " Ko kampus gue jadi ada orang gila masal gini?"

Ternyata semua ini salah, mereka semua lagi di ospek oleh kakak senior dari UKM seni. Gue cuman bisa menelan ludah dan berkata " Untung aja gue gak jadi daftar UKM seni... ".

Jalan gue gak berhenti di situ, gue mencari bidang lain yang mungkin bisa gue jalani sembari membuat band baru. Akhirnya gue memilih masuk BEM sebuah organisasi di bidang Ekonomi yang paling besar dan tentunya mempunyai proker di bidang hiburan musik. Dengan penuh semangat gue masuk organisasi tersebut.  Singkat cerita gue udah jadi panitia pelaksana MABIM. Ya biasalah mengospek mahasiswa baru. Kebetulan gue seksi acara dan gue ngisi salah satu talent perform band.

Ini lah yang menjadi kebangkitan dari grup band twenty one yang sempet vakum setelah lulus SMA. Gue gugup, sialnya lagi band openning telat dan mau gak mau gue yang jadi openning.

Gue liat ada sekitar 450 Mahasiswa baru yang menonton. Belum nyanyi aja gue hampir lupa lirik.
Bismillah, gue nyanyi tanpa beban dan membangkitkan suasana. Mereka semua bernyanyi bersama, rasanya seperti rockstar di atas panggung megah yang di tonton ribuan penonton.

Itu lah pengalaman yang tak terlupakan hingga sekarang. Bernyanyi itu datangnya dari hati, ketika semua orang dapat menikmati. Itu karena lagu yang kita senandungkan sampai ke hati pendengar.