Rabu, 17 Juni 2015

Menjelang Akhir Menjadi Mahasiswa

Perjuangan selama 4 tahun di kampus gue serasa cepat, tapi justru berbanding terbalik disaat menjalani tugas akhir perkuliahan yaitu mengerjakan skripsi. Lembar demi lembar gue ketik di laptop, hasilnya pun enggak langsung bisa di acc oleh dosen pembimbing. Cepat atau tidaknya pekerjaan skripsi dari bab ke bab, tidak hanya tergantung dari seberapa rajinnya kita menyelesaikan bab skripsi. Faktor dosen pembimbing pun menentukan, ada yang gampang ditemuin di kampus, ada yang susah ditemuin, ada yang susah banget ngeacc bab kita, ada aja kesalahan kecil yang di permasalahkan alias terlalu detail dan ada juga yang dengan mudahnya memberikan acc bab demi bab ke mahasiswanya. Pertanyaan yang selalu muncul, saat bertemu temen satu angkatan di kampus adalah "Gimana skripsinya? udah sampai mana?". Sudah berapa ratus kali gue mendengar pertanyaan itu, hal itu membuat gue selalu teringat untuk mengerjakan skripsi. Serasa gue ditagih hutang yang belum gue bayar selama 2 bulan.

Perjuangan pun tidak berhenti disitu, kadang gue kesal harus bolak-balik tempat jasa print. Karena pasti aja ada yang namanya revisi, entah harus materi dikurangin ataupun ditambahkan. Belum lagi setiap bab udah ada halamannnya, sekalinya di rubah ya harus ngeprint ulang. Begitu pun yang emang udah punya printer di rumah, bedanya dia gak harus seperti gue yang bolak-balik tempat printer. Kalau kita pikir-pikir, skripsi itu pekerjaan yang mudah, tinggal mengetik lalu cari refrensi buat materinya. Ternyata tidak hanya itu, kalau diantara mahasiswa ada yang penelitiannya ke perusahaan. Maka harus banyak-banyak bersabarlah menunggu hasil kuisioner yang kita sebarkan dan itu pun kalau perusahaan memberikan izin penelitian. Beginilah suka duka dalam proses mengerjakan skripsi, kalau kita kebanyakan menunda dan akhirnya kita yang bakal repot mengejar segala sesuatu yang berhubungan dengan proses skripsi kita. Untungnya gue punya teman dan sahabat yang rela ngeluangin waktunya untuk membantu gue ketika gue menemui kesulitan dalam mencari refrensi buku, menambahkan materi yang gue butuhkan dan mengajarkan gue proses perhitungan olahan data. Secara tidak sadar juga, skripsi membuat mahasiswa tolong menolong dan hampir tidak ada keegoisan dalam proses pengerjaannya.

Belum lagi nanti setelah semuanya selesai di acc hasil skripsi kita, tahap berikutnya adalah sidang. Betapa deg-degan saat-saat sidang skripsi, meskipun gue belum mengalami dan sebentar lagi bakal merasakan hal itu. Tapi cerita dari pengalaman teman gue yang udah lulus kuliah. Sudah cukup memberikan gambaran situasi sidang skripsi itu seperti apa. Gue berharap tidak hanya gue yang diberikan kemudahan oleh Tuhan, tapi semua teman dan sahabat gue semuanya berjalan lancar dan bisa menjawab semua pertanyaan dari dosen-dosen penguji. Kita berjuang kuliah bersama dan lulus bareng pun bersama-sama. Biarlah perjuangan kita semua ini menjadi kenangan manis diakhir masa menjadi mahasiswa.